Teknik Analisis Data

1.1. Berdasarkan Cara dan Taraf Pembahasan Masalah

Berdasarkan cara dan taraf pembahasan masalah, penelitian dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Penelitian Deskriptif

Penelitian ini lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan ataupun menciptakan konsep-konsep ilmiah, sekaligus berfungsi dalam mengadakan suatu spesifikasi mengenai gejala-gejala fisik ataupun sosial yang di persoalkan. Di samping itu, penelitian ini harus mampu merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti dan teknik penelitian apa yang tepat dipakai untuk menganalisisnya. Hasil penelitiannya difokuskan untuk memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti.

b. Penelitian Inferensial

Penelitian ini lebih mengarah kepada pengungkapan suatu masalah, keadaan, atau kejadian dengan membuat penilaian secara menyeluruh, meluas, dan mendalam dipandang dari segi ilmu tertentu. Fakta yang ada tidak sekadar dilaporkan apa adanya, tetapi juga dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan dan gagasan atau saran.

1.2. Berdasarkan Tujuan

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Penelitian Eksploratif

Penelitian bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu atau mengembangkan hipotesis untuk penelitian lanjutan. Peneliti dalam penelitian eksploratif perlu mencari hubungan gejala-gejala sosial ataupun fisik untuk mengetahui bentuk hubungan tersebut. Peneliti perlu memperluas dan mempertajam dasar-dasar empiris mengenai hubungan di antara gejala sosial atau gejala-gejala fisik sehingga ia benar-benar mampu merumuskan hipotesis-hipotesis yang berarti bagi penelitian lanjutan.

Instrumen yang dapat dipakai untuk mengumpulkan data biasanya adalah wawancara, pengamatan (observasi), dan kepus takaan. Data yang berhubungan dengan objek penelitian dikumpulkan sebanyak mungkin guna mendukung kesimpulan dan menciptakan hipotesis.

b. Penelitian Uji

Tujuan penelitian ini adalah menguji satu atau beberapa hipotesis yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Penelitian ini didasarkan atas suatu naskah penelitian yang mempersoalkan langkah-langkah teknis dan metodis yang akan diambil untuk menguji hipotesis. Sampel yang akan diambil harus benar-benar mewakili populasi. Dasar yang paling tepat untuk melakukan penelitian uji adalah eksperimen guna mengetahui hubungan sebab akibat.

c. Penelitian Deskriptif

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan masalah atau keadaan sebagaimana adanya atau berdasarkan fakta-fakta yang ada. Dalam penelitian deskriptif dibutuhkan interpretasi atau analisis.

1.3. Berdasarkan Bentuk dan Metode Pelaksanaannya

Berdasarkan bentuk dan metode pelaksanaannya, penelitian dibagi tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Studi Kasus

Erikson (1976) mengadakan penelitian tentang akibat-akibat bencana banjir dan pecahnya dam tahun 1972 di Buffalo Creek, Virginia Barat, mewawancarai yang selamat dan membaca semua bukti yang tercatat. (Sumber: Sosiologi jilid 1,1999)

Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian yang intensif, terintegrasi, dan mendalam. Subjek yang diteliti terdiri atas satu unit atau satu kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus. Tujuan studi kasus adalah mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang diteliti yang berarti bahwa studi ini bersifat sebagai satu penelitian yang eksploratif. Penelitian ini bersifat mendalam sehingga menghasilkan gambaran peristiwa tertentu. Dalam studi kasus, ada istilah menghasilkan gambaran longitudinal, yakni pengumpulan dan analisis data dalam satu jangka waktu tertentu.

Kasus dapat terbatas pada satu orang, satu keluarga, atau kelompok masyarakat pada satu lembaga, satu desa atau wilayah, atau satu kelompok objek lainnya yang cukup terbatas, tetapi dipandang sebagai satu kesatuan. Segala aspek dalam suatu kasus harus mendapat perhatian sepenuhnya dari peneliti. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh peneliti adalah segala sesuatu yang mempunyai arti dalam riwayat kasus, misalnya peristiwa terjadinya, perkembangannya, dan perubahan-perubahannya.

Dengan demikian, studi kasus dapat memperlihatkan kebulatan dan keseluruhan kasus. Teknik umum yang digunakan dalam studi kasus adalah observasi langsung, observasi partisipasi, dan teknik wawancara bebas. Di samping itu, dapat pula dilakukan melalui buku harian, surat menyurat, dan sebagainya. Meskipun demikian, wawancara sangat memainkan peranan besar dalam studi kasus. Dua hal yang sangat memainkan peranan penting dalam studi kasus, yakni generalisasi dan realitas.

Studi kasus umumnya dipakai dalam rangka studi eksploratif saja, artinya bukan menguji hipotesis, melainkan mengembangkan hipotesis. Studi kasus memiliki keuntungan sebagai berikut.
  1. Dapat meneliti kehidupan sosial ekonomi ataupun hal-hal yang bersifat fisik atau eksakta secara mendalam.
  2. Dapat memanfaatkan berbagai teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan alat-alat pengumpulan data lainnya.
  3. Dapat dipakai untuk menguji kebenaran suatu teori.
Adapun kelemahan studi kasus adalah sebagai berikut.
  1. Kemungkinan untuk membuat generalisasi sangat terbatas karena hanya mempelajari atau meneliti aspek-aspek yang spesifik.
  2. Biaya relatif lebih banyak karena memerlukan waktu lebih lama daripada survei.
Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap hal yang diteliti. Variabel yang dikumpulkan dapat berupa fisik ataupun sosial. Variabel yang bersifat fisik misalnya tanah, iklim, sedangkan yang bersifat sosial misalnya berupa kependudukan, agama, mata pencaharian, pendapatan penduduk.

Survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif dan menguji suatu hipotesis. Selain itu, juga dapat dipakai dalam penelitian eksploratif yang bertujuan menguji suatu hipotesis atau lebih umum lagi menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. Survei untuk penelitian sosial kemasyarakatan biasanya menggunakan teknik wawancara, kuesioner, atau angket, sedangkan untuk penelitian fisik menggunakan observasi langsung melalui suatu sampel.

Mutu survei sangat bergantung pada hal-hal berikut.
  1. Besarnya sampel yang diambil. Semakin besar sampel yang diambil, semakin besar pula kemungkinannya untuk mewakili suatu populasi.
  2. Tingkat kepercayaan data dan informasi yang diperoleh dari sampel atau responden. Informasi yang benar dan akurat yang diperoleh dari responden sangat menunjang tingkat kepercayaan suatu survei.
Keuntungan survei yaitu sebagai berikut.
  1. Dilibatkan lebih banyak orang untuk mencapai generalisasi atau kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.
  2. Dapat menggunakan berbagai teknik pengumpulan data.
  3. Sering tampil masalah-masalah yang sebelumnya tidak diketahui.
  4. Dapat dibenarkan atau mewakili teori tertentu.
  5. Biaya lebih rendah karena waktunya lebih singkat.
Adapun kelemahan survei antara lain sebagai berikut.
  1. Penelitian tidak mendalam.
  2. Pendapat populasi yang disurvei antara lain dapat mengandung unsur-unsur emosional dan politik.
  3. Tidak ada jaminan bahwa angket bisa dijawab oleh responden yang dijadikan sampel.
Karl Marx, pada 1880 menggunakan teknik survei dengan cara mengirimkan daftar pertanyaan ke-25.000 orang buruh di Prancis.

c. Eksperimen

Penelitian eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk mengadakan kegiatan percobaan guna mendapatkan sesuatu hasil. Hasil tersebut menunjukkan hubungan sebab akibat antar variabel. Tujuan eksperimen adalah untuk mengetahui sebab dan akibat dari objek yang diteliti.

Penelitian eksperimen dapat dilakukan melalui penelitian lapangan dan juga laboratoris. Contoh penelitian lapangan adalah penelitian ilmu sosial pada suatu masyarakat di daerah tertentu; dan mata pelajaran Sosiologi dengan menggunakan metode-metode mengajar tertentu. Penelitian secara laboratoris jauh lebih mudah dilakukan daripada penelitian eksperimen dalam ilmu-ilmu sosial karena dalam penelitian laboratorium, orang lebih mampu mengontrol variabel-variabel tertentu yang dapat memengaruhi variabel lainnya.

Penelitian eksperimen dalam ilmu-ilmu sosial pada umumnya menghadapi kesulitan dalam pelaksanaan karena banyaknya variabel yang dapat berpengaruh terhadap variabel yang dipengaruhi. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh seorang peneliti eksperimen tidak hanya bersumber dari kesulitan mengadakan manipulasi berbagai situasi, tetapi juga dalam penyusunan metode itu sendiri. Misalnya, tidak adanya unit kontrol yang dapat dipakai sebagai patokan pembanding dengan unit eksperimen.

Penelitian eksperimen dapat dilaksanakan dengan membagi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen adalah suatu kelompok yang sengaja dipengaruhi oleh variabel tertentu, misalnya dengan menggunakan metode baru, sedangkan kelompok kontrol adalah suatu kelompok yang dipergunakan untuk menguji sampai di mana terjadi perubahan-perubahan variabel eksperimen.

Contoh gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yakni sebagai berikut. Seorang guru ingin mengetahui seberapa jauh tingkat prestasi pelajar SMA terhadap mata pelajaran Sosiologi. Guru tersebut mengajar Kelas XII IPS A dengan menggunakan metode mengajar Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA). Kelompok ini disebut kelompok eksperimen. Di pihak lain dan dalam waktu yang hampir bersamaan, guru tersebut mengajarkan pelajaran Sosiologi terhadap pelajar SMA Kelas XII IPS B dengan menggunakan metode mengajar cara biasa (sistem indoktrinasi). Kelompok ini disebut kelompok kontrol. Setelah itu, kedua kelompok pelajar diuji guna mengetahui seberapa jauh kelompok eksperimen berhasil mencapai prestasi dibanding kelompok kontrol.

1.4. Berdasarkan Bidang yang Dipilih

Berdasarkan bidang yang akan diteliti, penelitian dapat dibagi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Penelitian Bidang Ilmu Eksakta

Penelitian ini dapat berupa penelitian ilmu pengetahuan alam, ilmu kimia, matematika, biologi, dan sebagainya.

b. Penelitian Bidang Ilmu Sosial

Penelitian ini dapat berupa ilmu sejarah, sosiologi, agama, bahasa, kependudukan, dan sebagainya.

1.5. Berdasarkan Pemakaiannya

Berdasarkan pemakaiannya penelitian dapat dibagi dua, yaitu sebagai berikut.

a. Penelitian Murni

Penelitian ini bersifat menguji ilmu tertentu dengan menggunakan teori tertentu. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diperoleh teori-teori baru dalam bidang ilmu yang diselidiki. Hal tersebut menjadikan penelitian murni disebut juga penelitian dasar.

b. Penelitian Terpakai atau Terapan

Tujuan penelitian ini adalah agar hasilnya dapat dipergunakan atau diimplementasikan. Penelitian terapan diselenggarakan dalam rangka mengatasi masalah nyata dalam kehidupan. Penelitian ini merupakan usaha menemukan langkah perbaikan suatu aspek kehidupan yang perlu diperbaiki. Untuk itu, peneliti berusaha menemukan masalah-masalah atau kelemahan-kelemahan yang menjadi faktor penghambat terhadap subjek yang diteliti, kemudian dicari alternatif cara yang paling tepat dan praktis untuk mengatasinya.

1.6. Berdasarkan Tempatnya

Berdasarkan tempatnya, penelitian dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut.

a. Penelitian Laboratorium

Penelitian ini menggunakan alat-alat laboratorium sebagai media penelitian.

b. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini menggunakan kepustakaan sebagai sumber data penelitian. Peneliti berusaha mencari data dari berbagai literatur yang berhubungan dengan subjek yang mereka teliti, baik melalui perpustakaan maupun tempat lainnya.

c. Penelitian Lapangan

Penelitian ini dilakukan di lapangan dalam arti dapat berupa wilayah tertentu (desa, kecamatan, kabupaten, dan sebagainya), lembaga atau instansi atau organisasi kemasyarakatan, serta objek-objek alami seperti penelitian tanah, tanaman, hewan, sungai, topografi, dan sebagainya.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

KASUS TEKNIK INDUSTRI

Cerita Sukses Sunny Kamengmau

Analisis pemasalahan Hukum industri di Indonesia